Ayo Bikin Film!

Posting Komentar
Membuat film via Pexels.com

Kalian tentu pernah menonton film. Entah itu film komedi, romansa, aksi, dan lain-lain. Tapi pernahkah kamu melihat proses pembuatan film secara langsung? Membuat film (terutama film-film papan atas) bisa dibilang... susah, tergantung keterampilan dan kreatifitas si pembuat.




Film adalah hasil karya audio visual yang dibuat dengan bantuan kamera, serta ditayangkan di TV, bioskop, maupun yang sejenis dengan XXI. Pada awalnya, film merupakan gulungan seluloid yang pada setiap “frame” seluloid tersebut terdapat rangkaian gambar yang bersinambungan satu sama lain. Berbeda dengan zaman sekarang yang sudah menjadi bentuk digital.
Lantas, bagaimana cara membuat sebuah film dan bisa dinikmati banyak orang? Yuk simak ulasan ini.
Persiapkan ini sebelum mulai
Tahapan ini biasa disebut pra produksi. Sebelum membuat film, kamu harus persiapkan semua yang dibutuhkan selama proses produksi berlangsung. Hal pertama yang harus kamu siapkan adalah tim. Minimal dalam tim tersebut ada produser, sutradara, penata kamera (Director of Photography), penulis skrip, penata suara (soundman), dan editor. Tanpa keberadaan mereka, tentu film tidak akan bisa dibuat. Setelah ada tim, selanjutnya adalah ide. Ide adalah dasar dalam membuat cerita sebuah film. Ide bisa didapatkan melalui rapat produksi atau dari sumber-sumber lain.
Setelah ide ada, baru si penulis skenario menyiapkan naskah. Tentu sumber cerita naskah tersebut berada di tangan sutradara. Namun seringkali sutradara merangkap jadi penulis, seperti Raditya Dika yang menulis skenario sekaligus menyutradarai filmnya sendiri.
Sebuah skenario tidak bisa diwujudkan tanpa adanya peralatan dan perlengkapan yang mendukung. Siapkan segala sesuatu yang dibutuhkan cerita, dan tentunya kamera. Tentu untuk menyediakan semua itu harus menggunakan dana. Tidak semua tim bisa menyediakan hal tersebut. Jika terjadi demikian,  carilah alat yang memiliki harga murah, namun kualitas bagus. Kamu bisa cari kamera DSLR atau kamera Mirrorless yang lebih murah daripada kamera video. Selain kamera, sediakan juga alat pendukung lainnya seperti stabilizer, peralatan lighting (jika mampu), satu set komputer desktop atau laptop untuk proses pengeditan nanti. Semakin tinggi budget yang kamu butuhkan, maka semakin besar peluang untuk membuat film dengan kualitas bagus. Namun jangan berkecil hati jika menggunakan budget yang minim. Jangan lupa untuk mempersiapkan segala hal lainnya seperti lokasi, riasan dan busana, perangkat lunak editing, dan musik pendukung film.
Tugas seorang sutradara adalah mencari pemeran yang sesuai dengan naskah. Sang sutradara harus mampu membuat kriteria yang dibutuhkan oleh naskah. Jika naskah adalah otak dari sebuah film, maka pemeran adalah jantungnya. Tidak bisa dimungkiri, peran pemain adalah 3/5 bagian dari keseluruhan produksi film.
Saatnya syuting dimulai!
Selama proses syuting (shoting), si sutradara harus mengetahui betul sistematika yang ada dari sebuah film, seperti komposisi gambar, pergerakan kamera yang cocok, blocking, dan hal lainnya. Sutradara adalah orang yang paling sibuk pada proses ini selain produser.
Jadwal syuting juga harus direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya agar sesuai dengan target waktu yang ditentukan. Selain itu, pemeran juga harus diperhatikan. Panggillah pemeran yang ada pada saat scene yang dibuat sekarang. Jangan memanggil pemeran padahal mereka hanya menonton pemeran lain syuting.
Perhatikan juga aspek cuaca. Jangan sampai adegannya siang kemudian hujan. Masih bagus jika syuting di dalam ruangan. Jika terjadi hal yang tidak diinginkan, cobalah untuk memanipulasi adegannya, tapi tidak menyimpang dari jalur cerita.
Suara adalah salah satu aspek penting dalam sebuah film. Film tidak bisa dinikmati jika suara yang dihasilkan tidak begitu bagus terdengar. Selama proses syuting, gunakan mic yang bagus digunakan. Hindari lokasi syuting dengan tingkat kebisingan tinggi, kecuali jika tim bisa meminimalisirnya.
Yang harus dilakukan setelahnya
Tahapan ini disebut tahap pascaproduksi. Pada tahap ini, sang editor adalah orang yang sibuk bersama sutradara. Hasil pengambilan gambar (footage) dipilah kemudian diserahkan kepada editor untuk ditindaklanjuti. Tugas seorang editor adalah menyusun footage, menyinkronkan gambar dengan suara (jika suara yang direkam terpisah), dan memberi unsur pendukng lainnya seperti efek visual dan musik (jika diperlukan).
Sang editor diberi wewenang untuk menggunakan kretifitasnya dalam menyusun rangkaian gambar, asal tidak menyimpang dari hasil kesepakatan tim. Titik keberhasilan film berada di tangan editor.
Setelah film selesai dibuat, promosikan film tersebut. Kamu bisa menawarkannya kepada eksibitor-eksibitor yang ada. Jika film yang dibuat hanya film pendek, cobalah untuk mempromosikannya di youtube.

Akhirnya, tulisan ini selesai juga setelah beberapa bulan tidak menulis. Tulisan di atas adalah hasil pengalaman saya membuat film dalam rangka penyelesaian tugas akhir matakuliah sinematografi.

Jika ada yang ingin kamu tanyakan, segera tinggalkan komentar di bawah ini. Terima kasih :-)

Related Posts

Posting Komentar